Rabu, 18 Mei 2011

DESAIN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM LAYANAN JASA KALIBRASI DI UPT BPI LIPI DENGAN MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY

Hanif Fakhrurroja
UPT Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI
Komplek LIPI, Gedung 30, Jl Sangkuriang, Bandung
Telp. (022) 2503053, Fax. (022)2504577, email: hani002@lipi.go.id

 ABSTRAK

Rentang usia para pegawai di UPT BPI LIPI relatif tidak seimbang. 71,42% dari para pegawainya telah berusia lebih dari 40 tahun dan 58,73% akan pensiun pada tahun 2015. Berdasarkan fakta tersebut, UPT BPI LIPI memerlukan Knowledge Management System (KMS) yang dapat menyimpan aset knowledge dari para pegawainya. Soft Systems Methodology (SSM) digunakan sebagai metoda untuk mengidentifikasi knowledge dan merancang desain arsitektur KMS yang tepat untuk UPT BPI LIPI. Ada lima tahapan dalam siklus knowledge management untuk proses layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI, yaitu knowledge acquisition, knowledge extraction, knowledge storage, knowledge sharing, dan knowledge update. Hasil dari SSM menunjukkan bahwa desain KMS yang dibuat dapat diaplikasikan untuk menciptakan knowledge, berbagi knowledge, merekam knowledge, menyimpan  knowledge, dan memanfaatkan knowledge, sehingga KMS mampu meningkatkan pelayanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI.

Kata Kunci: Knowledge Assets, Knowledge Management System, Soft System Methodology, Layanan Jasa Kaibrasi, Arsitektur.

 ABSTRACT

The age range of UPT BPI LIPI employees is relatively unbalanced. 71,42% of the employees have already exceeded 40 year’s old and 58,73% of them will be retired in 2015. Based on these facts, UPT BPI LIPI needs a Knowledge Management System (KMS) that can store knowledge assets of the employees. Soft Systems Methodology (SSM) is used as a method to identify the knowledge and to develop the best architecture design of KMS for UPT BPI LIPI. There are five stages in the knowledge management cycle for calibration services in UPT BPI LIPI, namely knowledge acquisition, knowledge extraction, knowledge storage, knowledge sharing, and knowledge update. The result of SSM showed that KMS design can be applied to create knowledge, to share knowledge, to record knowledge, to store knowledge, and to reuse knowledge, so it can be optimize the calibration services in UPT BPI LIPI.

Keywords: Knowledge Assets, Knowledge Management System, Soft System Methodology, Calibration Services, Architecture.



PENDAHULUAN 

UPT Balai Pengembangan Instrumentasi (UPT BPI) merupakan salah satu unit Eselon III di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki tugas pokok di bidang pengembangan, pemanfaatan, penyebarluasan dan penerapan hasil-hasil penelitian pada bidang kalibrasi serta mempunyai program pengembangan Measurement, Standarditation, Testing, dan Quality (MSTQ). Pegawai yang profesional dan mau terus belajar diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut. Akan tetapi, rentang usia para pegawai UPT BPI LIPI relatif tidak seimbang, dimana 71,42% dari pegawainya telah berusia lebih dari 40 Tahun dan 58,73% akan memasuki masa pensiun pada tahun 2015 [1]. Jika tidak ada solusi untuk mengatasi masalah ini, maka aset knowledge dari UPT BPI LIPI akan hilang bersamaan dengan pensiunnya para pegawai. Pada penelitian ini digunakan metode Soft System Methodology (SSM) dalam mencari desain sistem yang tepat untuk menyimpan aset knowledge sehingga menghasilkan desain arsitektur Knowledge Management System (KMS) yang tepat untuk diaplikasikan di UPT BPI LIPI.


SSM pada hakikatnya merupakan suatu uraian dengan menggunakan bahasa tertentu yang berisikan pemikiran para partisipan dalam mempersepsikan realita. Penerapan metodologi ini didasarkan atas pemahaman dan pandangan partisipan tentang solusi yang mungkin dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan. Metode SSM dipilih karena partisipan dilibatkan mulai dari awal, yaitu dari tahap masing-masing mendefinisikan  tindakan yang diinginkan untuk suatu situasi yang dianggap bermasalah sesuai dengan kepentingannya dan sudut pandangnya, kemudian juga diajak untuk bersama-sama mendiskusikan perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan untuk situasi tersebut [2-3].


 KMS adalah suatu sistem berbasis teknologi informasi (IT-based system) yang dikembangkan untuk mendukung dan meningkatkan proses penciptaan, penyimpanan/pengambilan kembali, pemindahan/penyebarluasan, dan penggunaan pengetahuan organisasi [4].


Dalam makalah ini akan dibahas sumber-sumber knowledge yang ada dan diperlukan di UPT BPI LIPI. Tujuan penelitian ini mengusulkan desain arsitektur KMS yang dapat diaplikasikan untuk menciptakan knowledge, berbagi knowledge, menyimpan knowledge, dan memanfaatkan knowledge sehingga layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI dapat terus ditingkatkan.
Gambar 1. Tahapan SSM (Checkland dan Scholes, 1990).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari studi pengenalan masalah melalui proses indepth interview kepada sepuluh orang partisipan, yang terdiri dari manajemen, staf pemasaran yang ada di Seksi Penyebarluasan Hasil Pengembangan Informasi (Sie. Sebarluas), staf penyelia kalibrasi yang ada di Seksi Metoda Pengukuran (Sie. Metur), dan staf tata usaha, diperoleh gambaran awal proses penciptaan knowledge mengenai layanan jasa kalibrasi, baik dari segi kebijakan manajemen atau pun dari segi proses berbagi pengetahuan antar pegawai di UPT BPI LIPI. Gambaran awal tersebut dipakai dalam proses pengkodingan dan kategorisasi masalah pada proses penciptaan knowledge


Data hasil pengkodingan dan kategorisasi selanjutnya digunakan untuk membangun tahapan berikutnya dari SSM, yaitu ekspresi masalah. Ekspresi masalah merupakan diagram visual yang menggambarkan kondisi layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI saat ini yang diperoleh dari hasil analisis transkrip indepth interview dari para partisipan. Ekspresi masalah ditunjukkan pada Gambar 2.


Gambar 2. Ekspresi masalah keadaan layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI
Ekspresi masalah pada Gambar 2 menunjukkan keadaan layanan jasa kalibrasi, hubungan komunikasi dan koordinasi antara manajemen (Kepala UPT BPI LIPI dan Kepala Seksi), Seksi Penyebarluasan Hasil Pengembangan Instrumentasi, Sub Bagian Tata Usaha, dan Seksi Metoda Pengukuran. Garis yang mempunyai tanda panah pada satu ujungnya menghubungkan sesuatu entitas yang merupakan bagian dari entitas lain. Garis yang mempunyai tanda panah pada kedua ujungnya menunjukkan adanya suatu bentuk hubungan antara  suatu entitas dengan entitas yang lain. Gambar gunting menunjukkan kurang adanya komunikasi dalam suatu hubungan antara dua entitas tersebut. Bentuk nilai dari aktor-aktor yang berpengaruh pada layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI digambarkan dengan menggunakan awan, sementara bentuk masalah yang terjadi digambarkan menggunakan bentuk oval.

Kurangnya komunikasi antar bagian di UPT BPI LIPI terjadi akibat tidak adanya pertemuan rutin antar bagian untuk saling berbagi pengetahuan dan membahas permasalahan yang terjadi sehingga seringkali terjadi kesalahan persepsi antar bagian yang menyebabkan terhambatnya kinerja layanan jasa kalibrasi. Kurangnya komunikasi juga terjadi antara pegawai senior dan pegawai junior. Penyebabnya adalah rasa sungkan dalam melakukan komunikasi. Kurangnya komunikasi antar bagian itu menjadi salah satu faktor penghambat yang cukup besar dalam proses berbagi pengetahuan. Dengan dibangunnya KMS yang dapat diakses secara online diharapkan dapat mempermudah komunikasi tersebut. Dengan adanya KMS, setiap orang bisa melakukan komunikasi kapan dan di mana saja, tanpa dibatasi ruang dan waktu sehingga proses berbagi pengetahuan dapat berjalan lancar.


Hasil dari identifikasi CATWOE (Customer, Actor, Transformation, Weltanschauung/World View, Owner, Environment) digunakan sebagai alat bantu untuk membangun makna nilai, seperti yang tercantum pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Analisis CATWOE.
CATWOE
Hasil Definisi Sistem Permasalahan
Customer
Masyarakat industri yang memerlukan jasa kalibrasi
Actors
Seksi Penyebarluasan Hasil Pengembangan Instrumentasi, Sub Bagian Tata Usaha, dan Seksi Metoda Pengukuran (Kepala Laboratorium, Manajer Teknik, Manajer Mutu, dan Penyelia Kalibrasi)
Transformation
Layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI belum berjalan secara efektif → layanan jasa kalibrasi berjalan efektif
Weltanschuung (Worldview)
Terlaksananya proses berbagi pengetahuan antar-pegawai melalui KMS yang berkelanjutan sehingga layanan jasa kalibrasi lebih efektif
Owners
Kepala UPT BPI LIPI
Environment
Kebijakan pemerintah mengenai keberadaan UPT BPI LIPI, organisasi pemerintah yang nirlaba, pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi organisasi, kedisiplinan pegawai, dan regenerasi pegawai
Makna nilai yang diperoleh adalah KMS layanan jasa kalibrasi harus didukung oleh teknologi dan aplikasi yang dapat memastikan pengetahuan organisasi dapat ditangkap, disimpan, disebarluaskan, dan digunakan di seluruh lingkungan organisasi dengan menggunakan jaringan elektronik dan jaringan sosial sehingga proses layanan jasa kalibrasi terhadap masyarakat industri dapat berjalan lebih efektif.

Hal yang penting dari hasil analisis CATWOE, terutama analisis T (transformation) adalah bahwa para pegawai menginginkan terjadinya perubahan agar kondisi layanan jasa kalibrasi yang saat ini masih kurang efektif, karena menghadapi berbagai kendala dalam proses berbagi pengetahuan, menjadi lebih efektif dengan adanya KMS.


Pengembangan model konseptual merupakan transformasi dari makna nilai yang sudah dibangun sebagai dasar membangun KMS untuk layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI. Elaborasi dalam setiap konsep terdapat tiga hal utama, yaitu realitas, system thinking dan keefektifan yang ingin dicapai, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Model konseptual desain arsitektur KMS layanan jasa kalibrasi
Selanjutnya dibandingkan antara model konseptual dengan model realitas. Model ini diperloleh dengan mengevaluasi hasil wawancara in-depth interview untuk memperoleh peran masing-masing bagian untuk mewujudkan kondisi berbagi pengetahuan di UPT BPI LIPI. Setelah itu, hasil wawancara tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan aplikasi KMS yang dibutuhkan pada proses layanan jasa kalibrasi, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan model konseptual dan realitas layanan jasa kalibrasi.
No.
Model Konseptual
Model Realitas
Dilaksanakan di Bagian
1.
Kebutuhan pengelolaan pengetahuan agar layanan jasa kalibrasi lebih efektif dengan menggunakan KMS.
Membuat kebijakan tentang proses kalibrasi di UPT BPI LIPI
Pimpinan UPT BPI LIPI
Membuat kebijakan tentang perlunya proses berbagi pengetahuan melalui knowledge management system yang akan dibangun, diantaranya menyangkut mengenai penghargaan bagi pegawai yang sering melakukan sharing knowledge.
Pimpinan UPT BPI LIPI
2.
Identifikasi pengetahuan potensial organisasi untuk dikelola.
Memotivasi para pegawai untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan.
Pimpinan UPT BPI LIPI
Mengidentifikasi pengetahuan potensial yang ada di tiap-tiap bagian
Semua Bagian
3.
Penyusunan model hubungan dan tata kerja antar bagian layanan jasa kalibrasi.
·         Identifikasi masalah hubungan dan tata kerja antarbagian.
·         Membandingkan hubungan dan tata kerja antarbagian pada saat ini dengan yang diharapkan.
·         Identifikasi kebijakan organisasi dalam pengelolaan pengetahuan.
·         Mengkaji gagasan dan model berbagi pengetahuan, seperti dibentuknya forum komunikasi virtual
Melakukan koordinasi dengan kepala seksi
Kepala UPT BPI LIPI
Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Sub Bagian Tata Usaha untuk proses pembayaran jasa kalibrasi.
Seksi Sebarluas
Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Seksi Metoda Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana proses kalibrasi yang telah dilakukan.
Seksi Sebarluas
Menyusun keperluan rekruitmen pegawai di UPT BPI LIPI agar sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.

Sub Bagian Tata Usaha
Menyusun keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses kalibrasi.
Sub Bagian Tata Usaha
Menyusun standar mutu proses pengerjaan kalibrasi di UPT BPI LIPI.
Seksi Metur
Melakukan rekalibrasi alat-alat standar yang ada di laboratorium kalibrasi UPT BPI LIPI.
Seksi Metur
Melakukan internal audit terhadap proses kalibrasi di UPT BPI LIPI
Seksi Metur
Melakukan reakreditasi laboratorium kepada KAN.
Seksi Metur
4
Identifikasi aplikasi KMS yang diperlukan
Sistem pengawasan kinerja layanan jasa kalibrasi.
Pimpinan UPT BPI LIPI
Document management system (DMS)
Semua bagian
Sistem informasi layanan jasa kalibrasi berbasis web
Seksi Sebarluas
Sistem informasi pelanggan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI.
Seksi Sebarluas
Sistem informasi harga layanan jasa kalibrasi pada suatu rentang ukur.
Seksi Sebarluas
Sistem informasi instruksi kerja untuk setiap proses kalibrasi.
Seksi Metur
Sistem informasi dokumen-dokumen standar yang diperlukan untuk proses pengerjaan kalibrasi.
Seksi Metur
Sistem informasi proses kalibrasi
Seksi Metur
Database hasil kalibrasi
Seksi Metur
Database sertifikat kalibrasi.
Seksi Metur
5.
Desain arsitektur KMS
Membuat desain arsitektur KMS
Bagian TI

Hasil dari tahap intervensi didapatkan gambaran yang jelas tentang situasi kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang harus diperbaiki dalam proses penciptaan knowledge. Proses tersebut harus mempertimbangkan berbagai sudut pandang subjektif antara berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan desain arsitektur KMS sesuai dengan proses bisnis dan budaya kerja di UPT BPI LIPI.


Pada tahap terakhir SSM diajukan sebuah usulan desain arsitektur KMS yang dibangun dari hasil indepth interview, konfirmasi, focus group, dan tinjauan pustaka. Desain arsitektur KMS ini dibuat untuk memudahkan proses berbagi pengetahuan antara pimpinan dan para pegawai di bagian Seksi Penyebarluasan 

Hasil Pengembangan Instrumentasi, Sub Bagian Tata Usaha, dan Seksi Metoda Pengukuran. Dengan adanya desain arsitektur KMS ini diharapkan dapat mempermudah proses pembangunan KMS sehingga layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI dapat lebih efektif. Gambar 4 memperlihatkan usulan desain aristektur KMS.

Gambar 4. Arsitektur KMS (Modifikasi dari Maier & Hädrich, 2006)[6].
Dari desain arsitektur KMS tersebut, kemudian dibangun sebuah model konsep knowledge management di UPT BPI LIPI untuk proses layanan jasa kalibrasi, seperti yang terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Konsep knowledge management yang akan dibangun
 
Proses knowledge management yang akan dibangun terdiri dari tiga bagian, yaitu content, colaboration, dan process. Di bagian content, knowledge yang berasal dari external sources, internal sources, domain knowledge dan information di-capture, lalu diseleksi berdasarkan kebutuhan oleh knowledge officer sebelum disimpan dalam KMS. Di bagian colaboration, proses transfer knowledge diharapkan terjadi perubahan paradigma dari proses transfer knowledge secara vertikal (senior-junior) menjadi proses transfer knowledge secara horizontal (semua bagian tanpa memandang senior-junior). Proses transfer knowledge secara horizontal dilakukan melalui KMS. Di bagian process, sharing knowledge dilakukan untuk menciptakan proses pekerjaan kalibrasi menjadi lebih efektif dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah disimpan dalam KMS. 


Ada lima tahapan dalam siklus knowledge management untuk proses layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Tahap-tahap tersebut adalah knowledge acquisition, knowledge extraction, knowledge storage, knowledge sharing, dan knowledge update[7].

Gambar 6. Siklus knowledge management untuk proses layanan jasa kalibrasi.
Lima tahapan siklus knowledge management untuk proses layanan jasa kalibrasi, seperti yang telah ditunjukkan pada Gambar 6 dijelaskan secara lebih rinci pada Tabel 3.


Dari tahapan siklus knowledge management proses layanan jasa kalibrasi pada Tabel 3 dikembangkan sebuah konsep KMS untuk memudahkan proses penciptaan knowledge layanan jasa kalibrasi yang akan dibuat di UPT BPI LIPI, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Konsep aplikasi KMS layanan jasa kalibrasi
 
Tabel 3. Deskripsi siklus knowledge management untuk proses layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI.
Tahap
Fase
Deskripsi
Knowledge Acquisition
1
Collect Information
Pegawai senior mengumpulkan semua aktivitas yang berhubungan dengan dokumen/informasi/data.
2
Digital Information
Pegawai senior mentransfer paper-based information/documents ke dalam bentuk digital information/data set.
3
Edit Information
Pegawai senior/ahli mengedit deskripsi dan komentar/catatan untuk dokumen digital/ informasi.
4
Package Information
Pegawai senior/ahli mengemas deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan degan proses pekerjaan sehingga dapat mengilustrasikan penjelasan atau contoh.
5
Submit Information
Pegawai senior/ahli mengajukan paket informasi yang disertai deskripsi  dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan untuk disetujui.
Knowledge Extraction
6
Record Operation & Event
Pegawai senior atau knowledge officer merekam proses pekerjaan kalibrasi secara digital.
7
Edit Knowledge
Pegawai senior/ahli atau knowledge officer mengedit deskripsi dan komentar/catatan untuk data-data digital baik gambar, video, maupun dokumen.
8
Manage Knowledge
Knowledge officer mengumpulkan dan mengelola informasi (termasuk mengelompokkam rekaman rapat/pertemuan dan forum berbagi pengetahuan).
9
Package Knowledge
Pegawai senior/ahli atau knowledge officer mengemas deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan.
10
Submit Knowledge
Pegawai senior/ahli atau knowledge officer mengajukan paket informasi termasuk deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan.
Knowledge Storage
11
Approve Knowledge
Knowledge officer melakukan audit; Knowledge officer/pegawai senior/ahli mengecek dan menyetujui paket knowledge sebelum diklasifikasikan dan disimpan.
12
Classify Knowledge
Knowledge officer menghubungkan knowledge dan mengklasifikasikan pengetahuan tersebut dengan menempat-kannya di posisi yang tepat pada KMS.
13
Store Knowledge
Knowledge officer menyimpan paket knowledge ke knowledge bank berdasarkan klasifikasi.
14
Backup Knowledge
Paket Knowledge otomatis di-back up dari knowledge bank ke database lainnya untuk tujuan keamanan.
15
Publish Knowledge
Paket knowledge dipublikasikan setelah knowledge map divalidasi.
Knowledge Sharing
16
Search Knowledge
Pegawai junior mendapatkan knowledge/pengalaman yang diperlukan dengan menggunakan knowledge map dan kata kunci dengan menggunakan search engine.
17
Refer Knowledge
Pegawai junior mempelajari existing knowledge/pengalaman masa lalu yang disimpan di KMS.
18
Modify Knowledge
Pegawai junior memodifikasi paket informasi yang diperoleh berdasarkan pengalaman baru atau keadaan yang ada saat ini dalam proses layanan jasa kalibrasi.
19
Apply Knowledge
Pegawai junior mengaplikasikan paket modifikasi existing knowledge pada proses layanan jasa kalibrasi saat ini atau masa yang akan datang.
20
Collect Feedback
Pegawai junior mengumpulkan masukan dari paket knowledge.
Knowledge Update







kno




21
Collect Information
Pegawai junior mengumpulkan semua dokumen/informasi/data paper-based dan elektronik.
22
Renote Knowledge
Pegawai junior mengedit dokumen/informasi dalam bentuk digital dengan menambahkan deskripsi dan komentar/catatan secara lebih lengkap.
23
Repackage Knowledge
Pegawai junior mengemas kembali deskripsi dan komentar/catatan dengan melampirkan file yang berhubungan sehingga dapat mengilustrasikan penjelasan atau contoh proses pekerjaan layanan jasa kalaibrasi yang dihadapi.
24
Approve Knowledge
Paket knowledge akan disetujui untuk diproses sesuai dengan prosedur yang ada sebelum disimpan dalam knowledge bank
25
Republish Knowledge
Paket knowledge dipublikasikan kembali di knowledge map.

Gambar 7 mengilustrasikan konsep aplikasi penciptaan knowledge pada KMS layanan jasa kalibrasi. Semua knowledge, baik berupa tacit atau explicit knowledge dari para pegawai senior, pegawai junior, dan para ahli/pakar mengenai proses pekerjaan kalibrasi dikelola oleh knowledge officer. Setelah itu, knowledge officer melakukan audit terhadap knowledge yang diperoleh dan disimpan pada sebuah sistem database (knowledge bank). Kemudian, knowledge diklasifikasikan melalui knowledge map sehingga mempermudah untuk memanfaatkan kembali knowledge yang ada oleh seluruh pegawai. Konten digital yang ada dalam knowledge map  dapat berupa gambar, foto, dan dokumen yang dapat diakses secara online melalui web dengan terlebih dahulu melakukan authentication untuk menjaga keamanan data.  

Melalui aplikasi KSM tersebut, semua knowledge para pegawai senior yang akan memasuki usia pensiun dapat disimpan dengan baik dan menjadi aset yang sangat berharga buat UPT BPI LIPI.

KESIMPULAN                                


Proses berbagi pengetahuan di UPT BPI LIPI belum terdokumentasikan sehingga pengetahuan tersebut belum menjadi aset organisasi padahal 71,42% dari pegawainya telah berusia lebih dari 40 Tahun dan 58,73% akan memasuki masa pensiun pada tahun 2015. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu KMS yang dapat membantu proses berbagi pengetahuan antar pegawai menjadi lebih mudah dan efektif sehingga knowledge dari para pegawai yang akan memasuki usia pensiun dapat disimpan. 


Desain arsitektur KMS yang dibuat dapat diaplikasikan untuk menciptakan knowledge, berbagi knowledge, menyimpan knowledge, dan memanfaatkan knowledge sehingga layanan jasa kalibrasi di UPT BPI LIPI dapat terus ditingkatkan

Ucapan terimakasih      


Ucapan terima kasih disampaikan kepada managemen dan seluruh pegawai di UPT BPI LIPI atas partispasinya dalam pengumpulan data, Prof. Dr. Ir. Jann Hidajat Tjakraatmadja, MSIE atas bimbingannya selama melakukan penelitian, dan Prof. Dr. Masno Ginting, M.Sc. atas masukannya dalam perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini. 

Daftar Pustaka

  1. UPT Balai Pengembangan Instrumentasi. 2009. Laporan Tahunan Balai Pengembangan Instrumentasi  (UPT BPI LIPI) Tahun Anggaran 2008. UPT BPI LIPI, Bandung.
  2. Maani, Kambiz E dan Robert Y Cavana. 2000. System Thinking and Modelling Understanding Change and Complexity. Pearson Education, New Zealand.
  3. Awad, Elias M. & Ghaziri, Hasan M. 2003. Knowledge Management. Person Education Inc., New Jersey.
  4. Hidajat, J., Crestofel, D. 2006. Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar. SBM ITB, Bandung.
  5. Chekland, Peter, dan Jim Scholes. 1990. Soft System Methodology In Action. John Willey and Sons, New York.
  6. Maier, R., dan Hädrich, T. 2006. Knowledge Management Systems. Knowledge Management: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Information Science reference, New York.
  7. Tseng dan Lin. 2008. A Knowledge Management Portal System for Construction Projects Using Knowledge Map. Knowledge Management: Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Information Science reference, New York.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar